Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Lampung memperkuat sinergisitas dan berkomitmen untuk menjaga inflasi daerah terkendali pada sasaran menjelang perayaan Idul Fitri.
“Kita semua perlu bergandeng tangan melakukan langkah-langkah pengendalian inflasi agar tidak terjadi masalah di tengah meningkatnya kebutuhan masyarakat,” kata Gubernur Lampung Rahmat Mirzani Djausal, pada High Level Meeting (HLM) di Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Lampung, Kamis.
Ia menyampaikan tiga aspek yang menjadi sasaran utama pelaksanaan langkah konkrit TPID Lampung, yaitu ketersediaan pasokan, stabilitas harga, dan kelancaran distribusi.
“Saya harap TPID provinsi dan kabupaten/kota terus melakukan upaya pengendalian inflasi melalui sinergisitas,” ujar Mirza.
Berbagai upaya untuk menjaga inflasi sudah dilakukan TPID seperti pemantauan harga dan ketersediaan stok, operasi pasar, serta pengawasan keamanan produk pangan sejak awal Ramadhan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
Sementara itu, Bank Indonesia (BI) Provinsi Lampung menyampaikan adanya perlambatan Indeks Harga Konsumen (IHK) Lampung pada Februari 2025 yang sejalan dengan perkembangan nasional.
Kondisi deflasi ini disebabkan oleh penurunan harga pada kelompok harga diatur pemerintah (administered price) dan bahan makanan (volatile food), utamanya bersumber dari penurunan tarif listrik, beras, dan aneka cabai.
Kepala Perwakilan BI Provinsi Lampung Junanto Herdiawan mengatakan komponen inflasi inti tetap mencatatkan pertumbuhan yang cukup stabil, mengindikasikan bahwa daya beli yang tetap baik pada awal tahun 2025.
Secara historis, lanjutnya, komoditas dalam kelompok makanan, minuman dan transportasi seringkali menjadi penyumbang utama inflasi pada momentum Ramadhan dan Idul Fitri selama lima tahun terakhir.
Berdasarkan data Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS), terdapat beberapa komoditas yang perlu diwaspadai menjelang Idul Fitri 2025, antara lain bawang merah, bawang putih, daging ayam ras, dan telur ayam ras.
“Mengatasi risiko yang mungkin timbul, TPID perlu mengedepankan strategi 4K (keterjangkauan harga, ketersediaan pasokan, kelancaran distribusi, dan komunikasi efektif),” ujar Junanto.
Sebagai langkah konkrit jangka pendek, bank sentral merekomendasikan pelaksanaan operasi pasar, pemantauan harga, implementasi Toko Inflasi, dan publikasi kesiapan pasokan bahan pangan strategis.
“Dengan semangat kolaborasi, TPID bersama seluruh mitra strategis menyampaikan akan terus berupaya memperkuat sinergi dan koordinasi guna menjaga stabilitas harga yang berkelanjutan di Provinsi Lampung,” tambah Junanto. (antara/agus)