Gubernur Lampung sebut swasembada pupuk kunci kurangi biaya produksi petani

By Admin 2 - Selasa, 18 Maret 2025 07:05 WIB | 0 Views

Gubernur Lampung Rahmat Mirzani Djausal menyatakan bahwa adanya swasembada pupuk menjadi kunci menurunkan biaya produksi petani sehingga kesejahteraannya dapat meningkat.

“Untuk menekan biaya produksi petani, kami mendorong terciptanya swasembada pupuk. Sebab harga pokok produksi petani sekitar 70 persen digunakan untuk pembiayaan pupuk,” ujar Rahmat Mirzani Djausal berdasarkan keterangannya di Bandarlampung, Selasa.

Ia mengatakan dengan tingginya porsi pembiayaan untuk pembelian pupuk, pemerintah daerah mendorong terciptanya swasembada pupuk.

“Swasembada pupuk menjadi kunci untuk menurunkan biaya produksi dan meningkatkan kesejahteraan petani. Dan ini juga berlaku kepada petani ubi kayu, dengan langkah-langkah strategis tersebut diharapkan kesejahteraan petani salah satunya petani singkong di Provinsi Lampung dapat meningkat,” katanya.

Dia melanjutkan salah satu upaya untuk mendukung swasembada pupuk, pemerintah daerah juga membuat program serta memfasilitasi pembuatan pupuk organik di desa-desa di wilayahnya.

“Dengan ini stabilitas harga komoditas terjaga, sehingga memberikan dampak positif bagi petani serta perekonomian daerah,” ucap dia.

Menurut dia, selain mendorong swasembada pupuk, pihaknya juga mendorong stabilitas harga ubi kayu di daerahnya, sekaligus menuntaskan permasalahan terkait komoditas unggulan daerah tersebut.

“Mengenai ubi kayu memang masih ada kendala setelah penetapan harga standar, karena beberapa perusahaan tapioka di Lampung Timur memilih tutup dan belum mengindahkan keputusan tersebut,” ujar dia.

Ia pun berkomitmen dalam meningkatkan kesejahteraan petani dan mendorong pengusaha untuk mematuhi aturan harga yang telah ditentukan oleh pemerintah pusat. Sebab sinergi antara pemerintah, petani, dan pengusaha dalam menjaga stabilitas ekonomi daerah penting dilakukan.

“Presiden melalui Kementerian Pertanian telah menetapkan harga ubi kayu sebesar Rp1.350 per kilogram dan sudah berlaku mulai 31 Januari 2025. Di provinsi lain harga ubi kayu cenderung mengikuti ketetapan nasional, tapi implementasi harga ini dapat bervariasi tergantung kondisi pasar serta kesepakatan antara petani dan industri,” kata dia.

Menurut dia, meskipun terdapat ketetapan harga nasional, perbedaan harga ubi kayu bahan tapioka antara Lampung dan provinsi lainnya dapat terjadi akibat faktor-faktor lokal seperti kebijakan pemerintah daerah, kondisi pasar, kualitas singkong, dan respons industri terhadap kebijakan tersebut.

“Kami berencana untuk kembali bertemu dengan perusahaan ubi kayu di Lampung, guna mencapai formulasi tata niaga ubi kayu yang baik di Lampung,” tambahnya. (antara/ruth)

Banner

Berita Terkait

Berita Populer
Terbaru
Nasional

Sorry, we couldn't find any posts. Please try a different search.

Sorry, we couldn't find any posts. Please try a different search.

Pengunjung

Berita Terbaru

21/05/2025 19:29 WIB

Gubernur Mirza Ramaikan Pembukaan LSO 2025, Main Bareng Mobile Legends Bersama Peserta

Pembukaan Lampung Student Olympic (LSO) 2025 berlangsung meriah di GOR…

21/05/2025 19:26 WIB

Kukuhkan Pengurus LKKS Provinsi Lampung, Gubernur Rahmat Mirzani Dorong Sinergi Tangani Kelompok Rentan

Gubernur Lampung, Rahmat Mirzani Djausal, secara resmi melantik dan mengukuhkan…

21/05/2025 19:25 WIB

Rembuk Merah Putih, Forum Strategis Bangun Ketahanan Ideologi di Bumi Ruwa Jurai

Penjabat (Pj) Sekretaris Daerah Provinsi Lampung, Muhammad Firsada yang juga…

20/05/2025 19:35 WIB

Semangat Budi Utomo dan Era Digital, Lampung Kobarkan Jiwa Kebangkitan Nasional

Pemerintah Provinsi Lampung menggelar Upacara Peringatan Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas)…

20/05/2025 19:33 WIB

PPTTI Lampung Resmi Dikukuhkan, Gubernur Tegaskan Strategi Penguatan Industri Tapioka

Gubernur Lampung, Rahmat Mirzani Djausal, mengungkapkan bahwa komoditas singkong beserta…

20/05/2025 19:30 WIB

Lampung Tertinggi Nasional dalam Pembentukan Koperasi Merah Putih Desa/Kelurahan

Pemerintah Provinsi Lampung berkomitmen untuk terus melaksanakan pembangunan secara merata…